Sabtu, 24 Januari 2009

SYUKUR dan JAWA

UNTUNG dan orang JAWA

Suatu ketika, saya menjenguk teman yang terkena musibah, karena kecelakaan,hingga sebelah kakinya patah. Tidak seperti biasanya. Waktu kejadian,dia dibonceng teman nya,sepulang dari kondangan karena tidak membawa mobil.Anaknya yang masih balita bersama istrinya naik kendaraan umum.Istrinya orang Kalimantan, sedang teman saya orang dari Purwakarta.
Saat saya menjenguk teman saya tersebut di Rumah Sakit, istrinya yang nampak bersahaja dengan jilbabnya itu sedang berada disisi ranjang nya.”Bagaimana keadaannya? Sudah baik kan?” Tanya saya. ”Sudah bu.... UNTUNGNYA enggak sampai gegar otak” Jawab istri teman saya. ”Ha..ha orang JAWA........ wong sudah kecelakaan begini masih bilang untung ya bu?” imbuh istri teman saya tadi.
Sayapun menjawab pelan.”Kata UNTUNG itu kan salah satu ujud rasa syukur kan bu?” ”Bu.... saya pikir, sebagai umat yang TAAT pada Tuhannya, tentunya apapun peristiwa yang kita hadapi, keadaan yang kita alami, sejauh kita sudah berusaha dan berikhtiar, maka kita patut SENANTIASA MENSYUKURINYA bukan?.” Jadi, menurut saya, tidak hanya untuk orang Jawa saja istilah UNTUNG tadi seharusnya diucapkan.””Karena disebalik peristiwa yang kita alami pastilah ada HIKMAHnya dan Tuhan pasti punya mau.”
Teman saya dan istrinya nampak tertegun dengan ucapan saya tersebut. Buru-buru teman saya menimpalinya ”Benar ..benar sekali bu.... saya sangat setuju...” ”untung juga... anak saya yang semula mau ikut dibonceng tidak jadi... coba kalau dia ikutan saya dibonceng...””Tuhan masih melindungi”.. ”Sedang untuk saya pribadi, mungkin Tuhan berkehendak bahwa saya harus semakin berhati-hati, disamping saya harus istirahat sementara dari kesibukan dan juga semakin dimanja istri”.......... ha....ha..” Sayapun sedikit teharu mendengar penjelasannya. Karena dalam kondisi seperti itu, nampaknya teman saya masih bisa tertawa lepas..... Semoga omongan saya tadi telah membukakan hati dan menjernihkan pikirannya, sehingga rasa SYUKUR tadi bukan karena dia orang JAWA, tetapi lebih karena dia adalah salah satu umat yang TAAT pada Tuhannya. Demikian pula saya. Karena setiap saya mengingatkan sesuatu pada orang lain, sebenarnya itu juga untuk mengingatkan pada diri saya sendiri. SYUKUR KEPADA TUHAN, setiap detik, bahkan setiap tarikan nafas kita.........patut kita bisikkan....BERUNTUNGLAH saya.... dengan segala KARUNIA NYA.....

Surabaya, Agustus 2005
Uniek Wardhono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar