
POHON MANGGA
Asriningtamani tersenyum, menyaksikan pohon mangga yang ditanam dirumah barunya,setahun yang lalu sudah mulai tumbuh . Bahkan pertumbuhannya sangat pesat, dan sudah mulai berbunga…Buah yang ranum sebentar lagi bisa dipetiknya bersama suami dan anak-anaknya. Dan bisa dibagikan kesaudara dan tetangga - tetangganya
Tiba-tiba Asri terhenyak kaget sendiri, disaat dia sadar, bahwa sebentar lagi dia bersama suami dan anak-anaknya harus meninggalkan rumah dan halaman yang ditumbuhi pohon mangga itu. Tinggal menghitung hari mereka harus pindah. Bahkan barang-barang dan perabotan sudah dipak, tinggal diberangkatkan.
Impian Asri harus pupus, karena Asri dan keluarganya harus pindah kekota lain, sehubungan kepindahan tugas kantor suaminya, yang tidak bisa tidak mengharuskan seluruh keluarga , Asri dan anak-anaknya menyertai suaminya . Dan rumah itu sudah akan dikontrak pak Luhur beserta keluarganya. Pak Luhur adalah teman sejawat suaminya, yang kebetulan juga dipindahkan dari Jakarta ke Solo, dan menempati posisi suaminya dikantor lama yang segera akan ditinggalkan.
Demikianlah hari H kepindahan Asri dan keluarganya tiba. Semua barang-barang dan perbotan yang sudah dipak dan dimasukkan truk milik biro ekspedisi, siap diberangkatkan. Rencananya, Truk yang mengangkut perbaotan Asri berangkat duluan, sedang Asri, suami dan anak-anaknya menyusul dengan kendaraan pribadi.
Mobil yang mengangkut Asri beserta keluarga, pelan-pelan mulai menyusuri halaman rumah tinggal mereka yang ditumbuhi beberapa pohon mangga....teduh dan asri.......Sampai didepan gerbang rumah, Asri yang duduk disamping suaminya yang menyopir, membuka kaca jendela mobil disampingnya. Asri hendak menitipkan pesan pada Pak Daliman tukang kebunnya, yang baru akan menyusul mereka setelah Pak Luhur dan keluarga datang. Setelah membukakan gerbang, pak Daliman tergopoh – gopoh tunduk sopan menghampiri jendela mobil samping Asri. :”Pak Daliman, sementara Pak Daliman belum menyusul saya, rawat baik-baik tanaman-tanaman dan pohom – pohon mangga yang ada ya pak,,,,jangan lupa menyirami dan menyemprot kalau ada hama yang menyerang.”...Jawab pak Daliman: ”Dalem bu....akan saya laksanakan semua pesan ibu....Sugeng tindak...”. Sambil menutup kaca jendela mobil kembali ,. Sementara mobil mulai meninggalkan rumah itu, Asri masih menoleh memperhatikan pohon-pohon mangga di kebun dihalaman rumahnya, hingga pohon mangga tadi sudah tidak terlihat lagi oleh Asri......
Dalam mobil Asri bergumam lirih......: ”Yang MENANAM...dialah yang akan MENUAI BUAHnya.........”
”Sebetulnya siapa ya yang paling berhak MENUAI BUAH dari pohon yang ditanam?
Yang menuai benihnya dan menanam, atau yang menyirami, memupuk dan menyianginya atau yang tidak ngapa – ngapain ya?”
Asri kaget, karena suaminya yang sedang pegang kemudi ternyata mendengar gumamannya dan menyahutinya :” Mommy itu pasti ga rela alias tidak ikhlas ya......pohon-pohon mangga yang ditanam dan dirawat bersama pak Daliman, sebentar lagi berbuah ranum, manis...tapi yang memetik justru pak Luhur dan keluarga nya? He...he..he...”
”Yaah....ikhlaskan saja mom.......percayalah kalau mommy ikhlas....maka buah yang lebih lezat, lebih ranum akan diperoleh mommy........toh kalau cuma mangga, kita bisa beli disupermarket...nggak kalah kok lezatnya..” Suami Asri berbicara sedikit menggoda tapi sebenarnya mengandung kata-kata yang berusaha menghibur sang istri sekaligus menyejukkan hati Asri.......
”Tapi.....” Asri yang nampaknya belum puas dengan jawaban suaminya, kata –katanya dipotong oleh suaminya......”Sudahlah mom...kalau toh didunia ini belum bisa memetik buahnya...Insya Allah kalau AKHERAT memang betul-betul ada mommy akan menuainya disana....Bukan lagi hanya mangga yang lezat...tapi PENCERAHAN ABADI hadiah dari segala hadiah...BUAH dari segala BUAH ke IKHLASAN dan KEBAIKAN yang diTANAM saat hidup didunia......”
”Ha...ha...ha..yah sudahlah...mungkin rejekinya pak Luhur dan keluarganya...siapa tahu itu juga hasil dari apa yang diTANAM pak Luhur dan keluarganya selama ini ditempat lain, dan menuainya dirumah kita......” Ikhlas atau tidak, toh tidak pantas aku mengambil buah-buah mangga itu, selagi kita sudah pindah rumah, dan rumah itu sudah dikontrak oleh pak Luhur,,,,,,” ”Jadi lebih baik mommy IKHLAS kan saja......”
Akhirnya suasana dalam mobil yang semula agak tegang menjadi cair dan nyantai, penuh tawa dan keikhlasan dari Asri suami dan anak-anaknya.......
Dalam hidup, tetap yakinilah bahwa siapa MENANAM, MEMUPUK dan MERAWAT baik itu BUAH atau BUNGA dalam arti yang sesungguhnya. Bisa juga segala KEBAIKAN ataupun KEBURUKAN pastilah akan MENUAInya..... Buah yang diPETIK bisa langsung pada saat yang ditanam itu berbuah, , atau BUAH HASIL AKUMULASI dari yang selama ini ditanam. Bisa jadi ditempat dimana dia menanam, atau ditempat lain yang tidak kita ketahui.................
Surabaya, 2009-09-27
UPW