Tiba2 TERLINTAS dibenak saya....... Andaikan saja .. Negeri tercinta ini hanya memiliki 2 PARTAI saja.... Nyang satu diberi nama PARTAI RATU ADIL dan satunya PARTAI RATAU ADIL.... bagaimana ya?
Kan ARAHnya malah LEBIH JELAS, tidak lagi ABU - ABU...... Lebih GENTLEMEN dan tidak perlu diBINGUNGKAN dan dihabiskan waktunya untuk mikir2 maslah KOALISI......
Partai TERPILIH akan LEBIH FOKUS mementingkan KESEJAHTERAAN, KEAMANAN dan KEBAHAGIAAN rakyatnya........
Kapan????
Surabaya, 15 juli 2011
UPW
Kamis, 14 Juli 2011
Sabtu, 09 Juli 2011
BerPUASA...Haruskah BOROS,MENUNTUT orang lain untuk MENGHORMATI MEREPOTKAN??
BerPuasa, berPANTANG, atau "NGLAKONI MEMATIKAN SEGALA NAFSU BURUK", adalah HAK, dan MILIK setiap MANUSIA nyang hidup dibumi ini....
Kegiatan itu dilakukan atas dasar KEYAKINAN dari masing - masing pribadi. Dan tentunya kegiatan tersebut HAKEKATnya adalah unuk tujuan KEBAIKAN....
Namanya saja berPUASA, artinya MENAHAN NAFSU, mengurangi segala keinginan DUNIAWI..., lebih menDEKATKAN diri pada Sang Maha Pencipa Langit dan Bumi, Mohon Ridlho dan AMPUNAN atas segala keburukan nyang pernah dilakoninya.... Untuk itulah tentunya, manusia DIUJI KESABARANNYA, KETAKWAANNYA, IMAN nya, dan bagaimana dapat berhasil menahan NAFSU KEDUNIAWIANnya..... Bagaimana manusia MENGURANG2i segala keinginan duniawinya, bebas dari segala KEBOROSAN dan HIRUK PIKUK untuk menyiapkan KEMEWAHAN DUNIAWI.......Padahal, semakin banyak mengatasi GODAAN, maka semakin TINGGI KELAS KEIMANANNYA....... Dan... semestinya jika manusia sudah NIAT berPUASA, diapun juga TIDAK SEHARUSnya MEREPOTkan, apalagi MENGGANGGU kehidupan rutinitas orang lain, bahkan menyuruh dan berharap orang lain MENGHORMATInya...... Karena justru itulah UJIAN nya....
Saya seringkali TERSENYUM sendiri, saat banyak orang nyang menjalankan PUASA, tetapi justru MEREPOTKAN orang lain, lebih boros dari biasanya.... Nyang lebih PARAH lagi jika MENUNTUT agar orang lain mengHORMATInya, bahkan harus mengHENTIKAN aktifitasnya untuk mencari nafkah......
Surabaya, 10 - 07 -2011
UPW
Kegiatan itu dilakukan atas dasar KEYAKINAN dari masing - masing pribadi. Dan tentunya kegiatan tersebut HAKEKATnya adalah unuk tujuan KEBAIKAN....
Namanya saja berPUASA, artinya MENAHAN NAFSU, mengurangi segala keinginan DUNIAWI..., lebih menDEKATKAN diri pada Sang Maha Pencipa Langit dan Bumi, Mohon Ridlho dan AMPUNAN atas segala keburukan nyang pernah dilakoninya.... Untuk itulah tentunya, manusia DIUJI KESABARANNYA, KETAKWAANNYA, IMAN nya, dan bagaimana dapat berhasil menahan NAFSU KEDUNIAWIANnya..... Bagaimana manusia MENGURANG2i segala keinginan duniawinya, bebas dari segala KEBOROSAN dan HIRUK PIKUK untuk menyiapkan KEMEWAHAN DUNIAWI.......Padahal, semakin banyak mengatasi GODAAN, maka semakin TINGGI KELAS KEIMANANNYA....... Dan... semestinya jika manusia sudah NIAT berPUASA, diapun juga TIDAK SEHARUSnya MEREPOTkan, apalagi MENGGANGGU kehidupan rutinitas orang lain, bahkan menyuruh dan berharap orang lain MENGHORMATInya...... Karena justru itulah UJIAN nya....
Saya seringkali TERSENYUM sendiri, saat banyak orang nyang menjalankan PUASA, tetapi justru MEREPOTKAN orang lain, lebih boros dari biasanya.... Nyang lebih PARAH lagi jika MENUNTUT agar orang lain mengHORMATInya, bahkan harus mengHENTIKAN aktifitasnya untuk mencari nafkah......
Surabaya, 10 - 07 -2011
UPW
Jumat, 08 Juli 2011
PERATURAN nyang menjadi EFEK DOMINO terjadinya PELANGGARAN BERJAMAAH/KETIDAK JUJURAN SISTEMIK
Benarkah PERATURAN2 nyang dibuat TIDAK DIDASARKAN PADA REALITA KEHIDUPAN, menjadi PENYEBAB EFEK DOMINO terjadinya PELANGGARAN BERJAMAAH/”KETIDAK JUJURAN SISTEMIK "diNegeri tercinta ini???
Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan atau mengibaskan rambut (bagi nyang masih berambut), dalam membuat , PERATURAN nyang EFEKTIF. Apalagi jika peraturan tersebut diberlakukan pada lingkungan nyang HETEROGEN.
Agar PERATURAN nyang dibuat, menjadi EFEKTIF saat dilaksanakan, maka memang dibutuhkan PROSES PANJANG. Data nyang dikumpulkan harus RELEFAN, AKURAT. Selain itu, jika Peraturan nyang dibuat BERTUJUAN untuk MEMPERBAIKI, SISTEM dan kondisi nyang ada, tentunya harus dipilih aturan nyang SESUAI, nyang pada saat diterapkan, benar-benar tidak MUBAZIR....Baik itu PERATURAN LESAN, apalagi PERATURAN TERTULIS dan menjadi KETETAPAN..... baik nyang ada SANKSI maupun tanpa sanksi....
Perbuatan MELAWAN ARUS, apalagi nyang berkaitan dengan masalah KEJUJURAN, tidaklah setap pribadi BERANI melakukannya, apalagi dengan RESIKO harus diKUCILkan, atau dimatikan KARIER, hingga MEMBUNUH KARAKTER.
Contoh konkrit nyang baru saja RAMAI dibicarakan diMEDIA adalah KASUS IBU SIAMI dari desa Gadel Jatim nyang harus menerima PENGUSIRAN dari rumahnya sendiri, oleh para warga, sehubungan dengan KEBERANIANnya mnyuarakan KEJUJURAN disekolah anaknya di SD Gadel.
Masih BERUNTUNG, berita ini terEKSPOSE diMEDIA, sehingga menyebabkan mayoritas justru MENDUKUNG ibu Siami, dan nyang lebih memBESARKAN HATI, ibu Siami dan keluarga sempat DIKUNJUNGI oleh MENTERI, WALIKOTA dan PEMUKA MASYARAKAT lainnya... Karena saya YAKIN, masih banyak ibu siami – ibu siami nyang lainnya, nyang tidak terekspose, dan tidak seberuntung ibu Siami, dalam hal ini, mendapat PERHATIAN KHUSUS dari para PETINGGI NEGARA...
Sebenarnya, jika ditelaah lebih dalam lagi, ajakan gurunya untuk melakukan perbuatan TIDAK TERPUJI kepada murid-muridnya nyang akan menjalankan UNAS untuk mencontek, TIDAK SEPENUHNYA bisa dipersalahkan...... Meskipun secara NORMATIF, perbuatan guru tersebut bisa dikategorikan perbuatan TERCELA. Tetapi dilain sisi, BISA JADI hal tersebut dilakukan karena KEADAAN TERPEPET, yakni guru tersebut justru ingin MENDONGKRAK GRADE SEKOLAHnya, nyang disebabkan karena PERATURAN DIKTI dalam hal PENETAPAN GRADE......... Jika hal ini BENAR, maka sungguh sangat BERNASIB MALANGlah guru nyang PECAT/DIGUSUR/DIMUTASI tersebut. Karena beliaunya juga menjadi salah satu KORBAN akibat Peraturan nyang ada......
Ada contoh lain, tentang Peraturan PEMBELIAN BBM BERSUBSIDI..... Karena Peraturannya dibuat tidak didasarkan pada REALITA kondisi masyarakatnya, maka Peraturan tersebut justru menjadi SANGAT TIDAK EFEKTIF, bahkan menjadikan SEMAKIN SUBURnya PERBUATAN KETIDAK JUJURAN masyarakatnya............ ?????????
Surabaya, 09 – 07 -2011
UPW
Memang tidak semudah membalikkan telapak tangan atau mengibaskan rambut (bagi nyang masih berambut), dalam membuat , PERATURAN nyang EFEKTIF. Apalagi jika peraturan tersebut diberlakukan pada lingkungan nyang HETEROGEN.
Agar PERATURAN nyang dibuat, menjadi EFEKTIF saat dilaksanakan, maka memang dibutuhkan PROSES PANJANG. Data nyang dikumpulkan harus RELEFAN, AKURAT. Selain itu, jika Peraturan nyang dibuat BERTUJUAN untuk MEMPERBAIKI, SISTEM dan kondisi nyang ada, tentunya harus dipilih aturan nyang SESUAI, nyang pada saat diterapkan, benar-benar tidak MUBAZIR....Baik itu PERATURAN LESAN, apalagi PERATURAN TERTULIS dan menjadi KETETAPAN..... baik nyang ada SANKSI maupun tanpa sanksi....
Perbuatan MELAWAN ARUS, apalagi nyang berkaitan dengan masalah KEJUJURAN, tidaklah setap pribadi BERANI melakukannya, apalagi dengan RESIKO harus diKUCILkan, atau dimatikan KARIER, hingga MEMBUNUH KARAKTER.
Contoh konkrit nyang baru saja RAMAI dibicarakan diMEDIA adalah KASUS IBU SIAMI dari desa Gadel Jatim nyang harus menerima PENGUSIRAN dari rumahnya sendiri, oleh para warga, sehubungan dengan KEBERANIANnya mnyuarakan KEJUJURAN disekolah anaknya di SD Gadel.
Masih BERUNTUNG, berita ini terEKSPOSE diMEDIA, sehingga menyebabkan mayoritas justru MENDUKUNG ibu Siami, dan nyang lebih memBESARKAN HATI, ibu Siami dan keluarga sempat DIKUNJUNGI oleh MENTERI, WALIKOTA dan PEMUKA MASYARAKAT lainnya... Karena saya YAKIN, masih banyak ibu siami – ibu siami nyang lainnya, nyang tidak terekspose, dan tidak seberuntung ibu Siami, dalam hal ini, mendapat PERHATIAN KHUSUS dari para PETINGGI NEGARA...
Sebenarnya, jika ditelaah lebih dalam lagi, ajakan gurunya untuk melakukan perbuatan TIDAK TERPUJI kepada murid-muridnya nyang akan menjalankan UNAS untuk mencontek, TIDAK SEPENUHNYA bisa dipersalahkan...... Meskipun secara NORMATIF, perbuatan guru tersebut bisa dikategorikan perbuatan TERCELA. Tetapi dilain sisi, BISA JADI hal tersebut dilakukan karena KEADAAN TERPEPET, yakni guru tersebut justru ingin MENDONGKRAK GRADE SEKOLAHnya, nyang disebabkan karena PERATURAN DIKTI dalam hal PENETAPAN GRADE......... Jika hal ini BENAR, maka sungguh sangat BERNASIB MALANGlah guru nyang PECAT/DIGUSUR/DIMUTASI tersebut. Karena beliaunya juga menjadi salah satu KORBAN akibat Peraturan nyang ada......
Ada contoh lain, tentang Peraturan PEMBELIAN BBM BERSUBSIDI..... Karena Peraturannya dibuat tidak didasarkan pada REALITA kondisi masyarakatnya, maka Peraturan tersebut justru menjadi SANGAT TIDAK EFEKTIF, bahkan menjadikan SEMAKIN SUBURnya PERBUATAN KETIDAK JUJURAN masyarakatnya............ ?????????
Surabaya, 09 – 07 -2011
UPW
Langganan:
Postingan (Atom)