Selasa, 16 Februari 2010

IKLAN


Banyak IKLAN yang sudah cukup memenuhi kriteria iklan yang baik. Banyak materi/bahan yang bisa dijadikan iklan yang memenuhi kriteria iklan yang baik. Anehnya, kenapa masih banyak iklan yang justru memilih TIDAK MENDIDIK?

Setahu saya IKLAN yang baik itu seharusnya mengemban misi/didalamnya terkandung
Unsur-unsur :

PENDIDIKAN,
HIBURAN,
INFORMASI,
DAYA TARIK


Berikut contoh iklan yang tidak Passs !!

IKLAN SALAH SATU PROVIDER
Kenapa harus memukul jam meja? Apa tidak ada materi lain yang bisa MENDIDIK dan tidak mengajari MERUSAK?

IKLAN MOBIL
Yang ini saya dengar di radio, tetapi setelah dikritik oleh salah seorang pendengar, nampaknya iklan ini sudah tidak saya dengar lagi.
Dalam iklan seorang dosen dengan bangganya memamerkan bahwa dengan mobil (X) tersebut dia mengendarai mobil ditol dengan kecepatan 140 km/jam, tanpa kendala.... Kenapa harus seorang dosen? Padahal kecepatan tersebut sebenarnya suatu pelanggaran.... Waktu itu baru akan sampaikan himbauan saya tentang iklan tersebut diradio yang menyiarkannya, Rupanya pikiran saya sudah nyambung dengan pendengar lain, sehingga saat saya sedang memikirkan hal tersebut, pendengar tadi sudah menyampaikannya, persis seperti apa yang sedang saya pikirkan....

Surabaya, 16 Peb 010
UPW


Tulisan dibawah ini saya tulis pada bulan Agustus 2005 dan pernah dimuat di salah satu media di Surabaya.
Saya turunkan kembali disini, karena rasa keprihatinan menyaksikan beberapa iklan baik di radio, televisi maupun media lain yang MUDAH didengar, dilihat atau diSAKSIkan oleh masyarakat luas, dan sangat TIDAK MENDIDIK utamanya anak-anak .....

IKLAN DAN PENDIDIKAN

Semestinya, semakin tinggi peradaban kita, maka semakin arif dan semakin tinggi pula kecerdasan kita didalam mengolah materi yang digarap.Tidak terkecuali iklan-iklan yang semakin hari semakin marak muncul dan ”berkumandang” baik itu dimedia televisi, radio dan media lainnya. Juga beberapa terpampang ”berkeliaran” dipinggir jalan. Akhir-akhir ini, penulis sangat merasa dirisihkan oleh beberapa iklan produk. yang menurut penulis sangat tidak mendidik.Yang kebetulan penulis dengar melalui beberapa radio .

Iklan Sabun , Murid dan pelecehan terhadap Ibu Gurunya .
Didalam iklan tersebut dapat kita dengarkan ”dialog” antara seorang ibu guru dengan murid-muridnya yang notabene masih tingkat TK atau SD. ”Anak-anak.... kita harus membasmi kuman”.... (penulis agak lupa tepatnya) Tetapi dijawab oleh murid-muridnya ”Tidak takuuuuuu....t” Padahal maksud guru tersebut, murid-murid seharusnya menirukan/meneruskan kata-kata gurunya tersebut. Berkali-kali, dialog itu diucapkan sampai ibu gurunya menangis dan mengeluh, karena tidak diikuti oleh murid-muridnya. Hal tersebut jika didengarkan oleh para murid-murid sekolah, khususnya yang belum mampu mencerna maksud dari iklan tersebut akan menirukan, meledek/melecehkan gurunya seperti yang dilakukan didalam iklan tersebut. (para murid sepertinya diajarkan ”kurang ajar”/kurang sopan terhadap gurunya)
Tentunya ini akan menjadi sangat berbeda jika dilakukan dengan suasana diskusi yang membangun. Misalnya ”Coba anak-anak, menurut kamu..... untuk membasmi kuman sebaiknya menggunakan.....?” ”Menurut kamu Amin...?”, ”kalau menurut kamu Badu...?” ”Cemong..?” ”Dulah..?”.... dan seterusnya.... Dan dijawab oleh para murid (A,B,C, D dan seterusnya tersebut) dengan : Mungkin Amin jawab dengan sabun X, si Badu menjawab dengan sabun Y.... dan seterusnya..... yang akhirnya disimpulkan bahwa PRODUK YANG DITAWARKAN dipilih oleh mayoritas murid-muridnya.
Dengan cara ini maka image/kesan yang ditampilkan tidak lagi bernada ”pelecehan” terhadap gurunya sebagaimana yang ada sekarang, dan bukan pula PEMBRANGU SAN/pemaksaan terhadap pendapat anak didik.” Sifatnya lebih LENTUR tetapi mengena sasaran.

Iklan Biscuit. Suami dan Istri yang Sedang Hamil
Mestinya segala sesuatu yang dikerjakan suami atau calon bapak terhadap istri dan calon bayinya yang ada didalam kandungan dilakukan dengan keikhlasan, bukan dengan nada ogah-ogahan. Ingat bahwa pendidikan anak dilakukan sejak embrio mulai terbentuk Bahkan sewaktu hendak memproduksi anakpun hendaknya suami dan istri bersama-sama berdoa terlebih dahulu, untuk kebaikan semuanya, khususnya bagi calon anak yang akan dikandung siibu.
Didalam iklan Biscuit (X) juga bisa kita dengarkan, dialog antara seorang suami yang ogah-ogahan dan bahkan sedikit kesal meladeni istrinya yang sedang hamil yang malam-malam kepengin makan camilan. Disitu mestinya siibu bisa mengelus bayi dalam perutnya dengan lembut dan mengatakan:”Anakku sayang, ini sudah larut malam.... papamu sedang capai seharian mencari nafkah untuk kita.” ”Sekarang mau istirahat dulu.... mau bobo....Besok saja ya ... kalau papa pulang dari kantor... biar dibelikan oleh-oleh.... (produk yang ditawarkan..)” ”Sabar ya....”dst.dst.Disambut oleh belaian lembut sang bapak diperut ibu:”Mamamu benar sayang..... besok papa belikan oleh-oleh (produk yang ditawarkan).... Papa sekarang bobo dulu ya.... papa sayang sama kamu nak.... selamat tidur ya jangan rewel.... jangan menyusahkan mama ya”.....dst..dst...


Dan tentunya masih banyak iklan-iklan serupa yang tidak terpantau oleh penulis. Harapan penulis tentunya lebih arif dan cerdaslah para produsen (bagian pemasaran) didalam menyiasati bisnis ini. Produk yang bertanggung jawab hendaknya tetap dijaga, kelancaran produksi tentunya diupayakan. Dan jangan lupakan pendidikan untuk masyarakat harus diutamakan. Dengan bersih, sehat dan bermoral, Insya Allah produksi menjadi lancar.

Surabaya, 2005-08-22
Uniek Wardhono

Jumat, 05 Februari 2010

GRATIS atau BANTUAN BIAYA PENDAMPINGAN?


(gambar diambil dr :ugm.club.blogspot.com)


GRATIS atau BANTUAN BIAYA PENDAMPINGAN?

Suatu ketika dalam pesawat jurusan Surabaya Jakarta, saya sempat berbincanng dengan seorang ibu yang duduk disebelah tempat dudukku. Dan ternyata adalah seorang WAKIL RAKYAT.

“Menurut ibu, yang dimaksud dengan PENDIDIKAN GRATIS diNegeri tercinta ini bagaimana kongkritnya?” tanya saya ke ibu tadi “
Ibu tadi nampak sedikit ragu-ragu saat akan menjawab pertanyaanku, meskipun akhirnya keluar juga jawabannya:”yang jelas jika itu dihubungkan dengan PROGRAM PEMERINTAH, ya kongkritnya BEBAS SPP.”... “Sayapun melanjutkan bertanya : “Lalu.... seragam sekolah yang diwajibkan oleh sekolah, buku-buku pelajaran dan lain – lain apakah harus dibayar sendiri oleh para orang tua siswa?”
Ibu tadi agak terbata- bata menanggapi :”Untuk itu memang masih harus dibayar sendiri bu...”
Sambil tersenyum, sayapun berkata :”Melalui ibu yang wakil rakyat, bagaiman jika saya meNITIPkan sesuatu?” Bagaimana jika judul GRATIS PENDIDIKAN diubah dengan BANTUAN PENDIDIKAN atau BANTUAN BIAYA PENDAMPINGAN PENDIDIKAN? Supaya, jangan sampai Pemerintah dituduh mengNGECOH masyarakat, gara-gara antara judul dan isi KURANG PROPORSIONAL.....

(ini pernah saya sentil didalam bagian dari tulisan saya dengan judul PILKADAL JANGAN NGADALI MASYARAKAT di INSPIRASI UNIK http://wwwaruyopadma04.blogspot.com (stok lma)

Surabaya, 06 Jan 010
UPW

Rabu, 03 Februari 2010

TEMBANG BUNDA BAGI SANG PUTERA


Dalam kondisi normal, tidak ada seorang ibu yang bermaksud mencederai anaknya.... Yang ada hanyalah ingin anaknya menjadi anak yang SOLEH/SOLICHAH, MULIA DIMATA TUHAN, SEHAT SEJAHTERA, BAHAGIA DUNIA AKHERAT dan BERMANFAAT bagi NUSA BANGSA NEGARA dan keluarganya...

Kalau seorang ibu MENEGUR anaknya pastilah sekedar MENGINGATkan, untuk KEBAIKAN.....

Makanya, jangan sampai membuat ibumu terLUKA hatinya, sehingga sampai tidak tertahankan berkata yang buruk bak ibunda MALIN KUNDANG...

Sedapatnya hal ini jangan sampai terjadi :

diGREMENG ora SENENG
diKRITISI malah RISI
diGUNEM ora GELEM
diGETAK tambah MBABRAK
diCELATU malah NESU
diELIKKE malah NGECE
(UPW)

atau

diOMELIN tidak SENANG
diKRITISI malah RISIH
diBILANGIN tidak MAU
diGERTAK tambah NAIK PITAM
diKATA-KATAi malah MARAH
diLARANG malah MELEDEK

Ada lagi yang cukup WISE

Petuah para LELUHUR : OJO GUMUNAN artinya: terhadap segala sesuatu kita tidak perlu MUDAH TERKESIMA......... karena dari yang seneng terkesima terhadap keduniawian, umumnya banyak yang pada akhirnya TERPEROSOK pada perbuatan NISTA.....

Betulkah??????

Surabaya, 0401010
UPW

Senin, 01 Februari 2010

GREEN TABLE


Di Surabaya,
Gara-gara NGEJAILIN temen perempuannya dengan ngentupkan tawon dipipi gadis cilik itu., menyebabkan bengkak...seorang anak SD (laki2) diGREEN TABLEkan , meskipun akhirnya diBEBASkan,........

Mengingatkanku waktu SD dulu , aku juga pernah dilempar penghapus ama temen pria, kena pelipis kananku, gara-gara dia gregetan, lempar-lemparan kapur sama aku tapi saat dia ngelempar tidak pernah kena, sedang aku ngelempar dia kena terus.........
SD , SMP, SMA satu sekolahan, bahkan sampai Mahasiswa satu jurusan, satu kampus........
Kalau inget ya MANGKEL juga...... kalau ketemu, dia cuma cengengas cengenges..... (ketawa-ketawa) Apa perlu aku GREEN TABLE kan sekarang ya????????.... :-)Pd